Menyentuh Hati, Pemulung Ini Bejuang untuk Menyekolahkan Puluhan Anak Miskin


Meski dalam kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan, namun ketulusan dari seorang pemulung berusia 56 tahun ini sangat menyentuh hati. Dia rela menekan biaya hidup dan hanya tinggal di kamar kos kecil supaya bisa menyisihkan banyak uang untuk menyekolahkan anak-anak orang miskin di lingkungan tempat tinggalnya. Tujuannya, hanya satu: biar meraka tetap bisa melanjutkan sekolah.

Sesedikit apapun uang yang diperoleh dari memulung dan bekerja sebagai penyapu jalan, sebagian harus disisihkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Hal itu jadi pedoman Zhao Yongjiu. Sehingga, ia mampu menyekolahkan 37 anak miskin yang tinggal di sekitar kos-kosannya di Shenyang, Provinsi Liaoning, Tiongkok.

//
Dikisahkan Shanghaiist, pekerjaan itu telah ia lakoni selama 30 tahun terakhir. Dan, selama kurun waktu itu pula dia selalu menyisihkan sebagai penghasilannya untuk membantu keluarga tidak mampu yang ada di sekitar tempat tinggalnya.


Tak kurang dari 170.000 Yuan atau setara Rp 330 juta yang telah Zhao sumbangkan untuk menyekolahkan puluhan anak misik yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Tentu sudah banyak hal yang ia harus korbankan agar bisa menyisihkan uang sebanyak itu. Mengingat, pekerjaan pria berusia 56 tahu ini hanyalah sebagai tukang sapu jalanan dan memungut botol serta kaleng bekas.

Uang tersebut ia kumpulkan dari bekerja mulai pukul 04.30 sampai pukul 9 malam setiap harinya. Hasil dari ia bekerja selama lebih dari 12 jam itu hanya diambil sedikit untuk biaya hidup di kamar kos ukuran kecil dan biaya makan. Sebagian besar lainnya ditabung untuk menyekolahkan puluhan anak miskin.

Ketulusannya membantu biaya sekolah anak-anak miskin itu tentu bukan tanpa sebab. Ia ingin balas budi kepada masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

Zhao kecil adalah anak yatim. Ayahnya meninggal pada tahun 1976 silam. Otamatis dia hanya tinggal bersama ibunya. Malang, ibu Zhao tak mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dan, hidup merekapun semakin susah sejak sepeninggalan ayahnya.

//
Beruntung, Zhao hidup dan besar di lingkungan masyarakat yang baik. Zhao dan ibunya selalu mendapatkan bantuan dari para tetangga.


Kepedulian dari masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya itulah yang memotivasi Zhao untuk sebisa mungkin menyisihkan uang guna membantu orang lain yang membutuhkan. Sekecil apapun penghasilannya, harus disisihkan untuk orang yang membutuhkan.

Harapannya, anak-anak tidak boleh putus sekolah hanya lantaran ketiadaan biaya. Mereka harus menuntaskan sekolahnya.

Salut untuk Zhao. Meski di tengah keterbatasan ekonomi, tapi ia tetap mau menyisihkan sebagian rejekinya untuk orang yang membutuhkan. Counties, bagaimana dengan kita? (County Food/Yudha Putra Kusuma)

Subscribe to receive free email updates: